Twitter Facebook Feed
PRAKTEK PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

Praktek pengadaan perbekalan farmasi sangat beragam pada setiap Negara. Bagaimanapun, selama hampir dua dekade terakhir, berdasarkan pengalaman dari pabrik-pabrik besar farmasi milik pemerintah di sejumlah negara telah menyarankan prinsip-prinsip dibawah ini :

PEDOMAN UJI KOMPETENSI

Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang terhadap unit-unit Standar Kompetensi yang dipersyaratkan.

Upaya standarisasi sistim uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai dengan persyaratan bukti standar kompetensi, dimanapun, kapanpun serta siapapun penilai (asesor) yang melaksanakan uji kompetensi tersebut untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

SEJARAH PAFI

PERSATUAN AHLI FARMASI INDONDESIA (PAFI)

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia adalah Organisasi profesi yang menghimpun para tenaga yang bakti karyanya di bidang Farmasi minimal tamatan Sekolah Asisten Apoteker / Sekolah Menengah Farmasi.
Persatuan Anti Farmasi - Indonesia (PAFI) didirikan pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel Merdeka Yogyakarta dan sebagai anggota pendiri telah diangkat Z. Abidin untuk menjabat sebagai Ketua PAFI yang pertama. Anggota-anggota PAFI yang pada waktu Itu terdiri dari beberapa Asisten - Asisten Apoteker yang bertekad untuk berbuat sesuatu yang akan mengusahakan pengadaan obat-obat yang dibutuhkan. Selain dari pada itu diputuskan pula untuk menyelamatkan obat-obat dan mesin - mesin yang berada di Pabrik Manggarai, begitu pula persediaan raw opium yang ada di Salemba harus segera dibawa ke daerah yang masih di kuasai oleh R.I, karena telah ada berita bahwa Belanda akan menguasai tempat-tempat tersebut. PAFI langsung membagi kelompok kerja di antara mereka untuk melaksanakan tugas ini.
Kelompok kerja pertama Z. Abidin bersama Saudara Kasio Almarhum mendapat tugas untuk memindahkan obat-obat, bahan baku dan mesin-mesin yang berada di Manggarai ke Yogyakarta, Tawangmangu dan Ambarwinangun. yang dimuat dalam gerbong-gerbong kereta api. Pekerjaan tersebut telah dapat diselesaikan dalam 2 bulan dengan pengangkutan berangsur-angsur, agar tidak menyolok bagi petugas pemeriksaan Belanda di daerah-daerah perbatasan.